Apa
sumber motivasi terbesar dalam hidup? Mungkin jawaban yang tepat
adalah CINTA!!
Cinta di sini bukan hanya berarti hubungan sepasang
insan berlainan jenis, namun lebih kepada cinta universal.
Cinta
seorang ibu dan ayah / ortu pada anaknya atau sebaliknya.. Inilah
kekuatan terbesar yang dimiliki yang bisa menjadi sumber motivasi bagi
semua orang.
Ayah, selalu berusaha melengkapi
kebutuhan-kebutuhanku. mungkin tidak dapat dengan sekejap. tapi ayah
selalu mengingatkan " sabar ya nak,, nanti akan ayah belikan." Ayah
terkadang tidak dapat menolak keinginanku, beliau selalu memberi lebih
dari apa yang aku butuhkan. Mhm,,, ayah...terimaksih...
Ketika
saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu
senggangnya untuk pergi kepasar, guna menyiapkan masakan yang enak untuk
anaknya. ibu memasak sup ayam yang segar dan mengundang selera.
Sewaktu aku memakan sup ayam itu, ibu duduk disamping kami dan memakan
sisa daging ayam yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas
sisa tulang ayam yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga
tersentuh, lalu menggunakan sendok dan memberikannya kepada ibuku.
Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku
tidak suka makan ayam” ibu malah memilih memakan terung atau tempe
Ketika
saya diberitakan lulus SNMPTN (lg liburan dirumah nenek), aku menelpon
mama dan papa untuk mengabarkan kelulusanku itu. Di telpon,aku sudah
menangis karena aku bersyukur bisa melanjutkan pendidikan, aku dengar
dari ujung telp, ibu senang " alhamdulillah, kasih tau nenek dan iyek
ya,". Setelah itu aku mendapat sms dari adikku " uni, selamat ya.. ibu
sampai nangis dan teriak mengabarkan kelulusan uni."
Sesampai
dirumah, aku yang telah betekad ingin mencium kaki ibu dan ayah,
awalnya aku gengsi dan sempat mengurungkan niatku itu. Tapi rasa cintaku
mampu mengalahkan smuanya. ketika mereka istirahat. aku menciumi kaki
ibu dan ayah secara bergantian sambil meneteskan air mata "Maafin Uni ya
ma, pa.." ibu dan ayah terbangun dan menciumku.
suatu
hari, ketika aku ingin merilekskan kaki dengan air hangat dan garam. aku
melihat ibu tengah letih. aku mendekatinya dan berkata.." Ibu, coba de
rendam kaki kesini",, ibu menolaknya dan aku tetap memaksa, hingga
akhirnya aku mengelus dan membersikan kaki ibu di dalam rendaman itu.
ada kebahagian yang merasuk amat dalam, ketika aku bisa membuat ibu
nyaman.
Rasa gengsi sering sekali saya rasakan untuk hanya
sekedar sms ayah agar beliau tidak lupa makan siang, ntah mengapa
setiap aku sms ayah dan ibu untuk hal-hal kecil sekedar mengingatkan
makan dan agar berhati-hati dijalan. aku selalu menangis disamping
merasakan bahagia yg g terkira. ternyata gengsi terhadap orangtua itu
bukan hal yang baik.
Mungkin masih banyak, bahkan sangat banyak hal yang dirahasiakan ibu agar anak-anaknya selalu bahagia...
“Terima
kasih ibu..!” Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita
tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak
menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di
tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai
beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita
selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan
dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli dengan pasangan kita.
Buktinya, kita selalu risau akan kabar pasangan kita, risau apakah dia
sudah makan atau belum, risau apakah dia bahagia bila di samping kita.
Namun, apakah kita semua pernah merisaukan kabar dari orangtua kita?
Risau apakah orangtua kita sudah makan atau belum? Risau apakah
orangtua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya,
coba kita renungkan kembali lagi… Di waktu kita masih mempunyai
kesempatan untuk membalas budi orangtua kita, lakukanlah yang terbaik.
Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar